Dahlan Pido: Matinya Hukum dan Demokrasi

OPINI - Pat gulipat yang terasa saat ini telah merusak tatanan Hukum/Konstitusi dan Demokrasi kita. Dengan mengobok-ngobok Mahkamah Konstitusi untuk kepentingan sesaat sangat menyesatkan kita. Partai yang ada, diharapkan rakyat untuk perbaikan hanya menjadi partisan melayani kepentingan seseorang dan kelompok yang harusnya melayani rakyat. Ini menggambakan rata-rata Ketum partai koalisi tersandera oleh masalah hukum yang dimainkan penguasa.

Sejak awal pemerintahan ini, gejala untuk menjerumuskan hukum dan demokrasi telah tercium. Legislatif yang didominasi partai pro penguasa dan partai pengusungnya mereduksi asas check and balance.

Baca juga: Ketua DPC PDIP Lampung Barat Parosil Mabsus Berikan Bantuan Kepada Anak Yatim Dan Lansia Di Kediaman Pribadi

DPR tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai pengawas dari eksekutif, malah melegitimasi seluruh hajat dari eksekutif.

Mega proyek yang dibangun pro-kapital pun tanpa mempertimbangkan kajian akademis secara komprehensif maupun pelembagaan audit seperti IKN, KCJB dan PSN lainnya, dijalankan dengan sangat sporadis. Bahkan seringkali mengorbankan Hak Asasi rakyat kecil demi oligarki.

Baca juga: Afrizal Sintong: Golkar Rohil, Rohil Golkar

Contoh lain paling dekat kita lihat peran Ketua MK Anwar Usman, pamannya walikota Solo/Gibran, memuluskan jalur sutra politik dinasti. Memuluskan kembalinya kematian Konstitusi dan demokrasi melalui nepotisme. Padahal sangat jelas konstitusi kita mengecam hal tersebut.

Jakarta, 16 November 2023

Baca juga: Presiden Putin Akan Berikan Penghargaan Bintang Jasa Negara Persahabatan Untuk Megawati

Dahlan Pido, SH., MH. (Praktisi Hukum/Advokat Senior)

Berita terkait

Dahlan Pido: Matinya Hukum dan Demokrasi

Updates.

Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!

Mobil Listrik Indonesia: Amati, Tiru, Modifikasi, dan Dibiayai Pemerintah, Pasti Jadi

Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan

Hendri Kampai: Kapitalisme Politik Indonesia, Kisah Uang yang Berbicara

Hendri Kampai: Teruji Mengabdi 10 Tahun Lebih, Jadi ASN Haruskah Guru Honorer Diuji Kembali?

JNI: Jaringan Jurnalis Nasional Indonesia Berbasis IT dan AI yang Terukur dan Berkualitas

Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan

Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!

Mobil Listrik Indonesia: Amati, Tiru, Modifikasi, dan Dibiayai Pemerintah, Pasti Jadi

Hendri Kampai: Teruji Mengabdi 10 Tahun Lebih, Jadi ASN Haruskah Guru Honorer Diuji Kembali?

Ini Alur Pergerakan Jemaah, Jika Ada Pemberangkatan Haji 1442H

Tinjau Produksi Sepatu Baker's Milik Bumdes, Mendes PDTT Kunjungi Desa Balongasem

Pimpinan Serikat Pekerja Pertanyakan Lamanya Proses RUU PKS

Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan: PPN Sembako Korbankan Rakyat Kecil

Dua Kapal Perang Republik Indonesia Berhasil Tangkap Tiga Kapal Ikan Vietnam

Rekomendasi berita

Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa...

Anggota Polsek Batujaya Ciptakan Keamanan Minimarket pada malam hari melalui kegiatan Patroli Prekat

Bhabinkamtibmas Polsek Rengasdengklok, Laksanakan Pengamanan Logistik Pilkada Di Gudang PPK Kec.Kutawaluya

Anggota Polsek Batujaya ajak Masyarakat Desa Segarjaya Ciptakan Keamanan di Lingkungan Masyarakat melalui kegiatan Ngawangkong

Pelindo Regional 4 Ajak Jurnalis Kunjungi Pelabuhan di Bitung

Puluhan Ribu Masyarakat Padati Kampanye Akbar Welly-Anggit

Dahlan Pido: Matinya Hukum dan Demokrasi

Updates.

Rekomendasi berita

Tags