Jakarta - -- Bakamla RI kembali adakan Patroli Terkoordinasi Bilateral (Gannet Operation) bersama dengan Australian Border Force (ABF) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Operasi Gannet 7/23 secara resmi dibuka Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia yang diwakili oleh Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Friche Flack, M.Tr.Opsla di salah satu hotel di Kupang, Rabu (17/05/2023).
Membaca amanat Kepala Bakamla RI, Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Friche Flack, M.Tr.Opsla menegaskan Operasi Gannet 7 2023 akan berlangsung selama 10 hari hingga 28 Mei 2023 mendatang, merupakan operasi gabungan antara Indonesia dan Australia yang berfokus untuk pengamanan dan keselamatan di laut dari berbagai tindak pidana kejahatan khususunya di perbatasan Indonesia dan Australia.
“Kami berharap agar kerja sama dan capacity building bersama Australian Border Force dapat terus berlanjut dalam mengawal perbatasan Negara dari berbagai tindak pidana kejahatan di laut, ” ujar Laksma Bakamla Friche Flack, M.Tr.Opsla.
Sementara itu Deputy Commander, Maritime Border Command ABF Benjamin Honey menegaskan merupakan suatu kehormatan berada di Kupang bekerja sama dengan Bakamla RI dan KKP dalam rangka Operation Gannet 7 tahun 2023. “Ada beberapa tantangan yang dihadapi kedua negara di perbatasan yakni masalah penyelundupan, imigran asing dan illegal fishing, sehingga diperlukan kerja sama dalam penegakan hukum, ” katanya.
Adapun asset patroli yang terlibat pada operasi Gannet 7 Tahun 2023 selama 10 hari kedepan yakni KN Pulau Nipah 321 milik Bakamla RI, KP Orca 1 dan 1 Maritime Airborne Surveillance (Pesawat Udara Patroli) dari Dirjen PSDKP, KKP, serta ADV Cape Naturaliste dan 1 Pesawat Udara Patroli dari ABF. (Humas Bakamla RI)